SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

14.3.12

Wanita Dengan Bunga Plastik di Dadanya




Wanita ini, memungkinkanku memikirkan wanita lain
selain ibuku. betapapun,
ia memberikan perasaan yang mirip, ia sering membuat
perasaanku bergetar. dan
aku mencintainya sebab ia wanita
yang lancang menyusup ke dalam jantungku. aku tak
begitu mengenalnya,
cuma temanku yang juga temannya mengatakan bahwa
dia temannya (bukankah
segala berawal dari ketidaktahuan?). begitulah.
dan aku selalu mencari alasan
mengapa aku buru-buru mencintainya. dokter kandungan
bilang padaku; cinta itu
seperti ibu yang hendak melahirkan, kita boleh menerka
jadwal persalinannya,
tapi tak tahu pasti kapan tangisan pertamanya datang
karena itu privacy waktu. dan aku percaya.
barangkali dulu ada lelaki lain yang mencintainya atau
sekedar iseng saja. aku tak tahu.
aku bertemu dia tiga kali tambah pertemuan pertama
dan berbasa-basi beberapa kali. ditambah
pertengkaran setelahnya. entah mengapa aku
tetap mencintainya.

Di dadanya aku menemukan
beribu-ribu bunga plastik yang ia tanam
bertahun-tahun.
kembangnya mekar, seolah tak mengenal musim
yang berubah-ubah atau badai yang menerpanya.
sementara bibirnya berkata suatu kali; perempuan
adalah baja, siap jadi apa saja. seperti keris,
pantang menangis.
tidak seperti iklan televisi atau jalanan remang
penuh dada membuncah. tak tahu milik siapa.

O, rahasia mawar senja hari belum
terungkap di sini. meski udang-udang di otak ini
tak sabar menari-nari sepotong cinta. meski
di bawah sana jalan tawarkan berlembar kemungkinan,
tapi bintang-bintang di langit akan slalu kerdap kerdip.

Tuhan,
demi wanita-wanita yang melewati harinya kemarin pagi
membelai dalam-rindu dendam alam. inilah wanita
pagar nafasku hari ini.


Kota M, 2012 (satu hari setelah hari perempuan)


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar