3.3.12
Kado Terindah Untuk Algebra
Kado Bingkisan..(Ada Puisi Di dalamnya)..
Puisi-Puisi Sari Novita
“Kita
tidak hidup dengan roti saja, metaphor dan fiksi juga merupakan nutrisi bagi
kehidupan”
Bagiku, Kau adalah lonjakan besar. Berloncat tinggi
kemudian menyusup ladang-ladang, mengambil bibit isitmewa. Kau olah
bibit-bibit itu. Melakukan eksprimen. Kau leburan bersama rumusmu. Penemuan
acak-acak, namun berhasil!
Letupanmu mengejutkan. Bukan hanya aku, tapi mereka.
Suatu malam aku melihatmu di langit sana, memercik cahaya sebagai kembang api,
dan meledakan hatiku. Sejak saat itu ruangku selalu penuh olehmu.
Kau telusuri sejarah. Terkadang kau bongkar mereka. kau
habiskan mereka jadi lakon , kau mainkan mereka sepuas hatimu. Kau menang
karena kaulah dalangnya.
"Sederhana.."
1. Satu hal yang sulit kumengerti. Jika caramu mencintai aku,
kau sebut ‘Sederhana’, maka aku akan mencintaimu berkali-kali, tanpa perlu
isyarat.
2. Aku bertanya pada Hujan, “Apakah kau tercium bara api
liukan Pangeran Semesta?”
Hujan menjawab,”Tak perlu angin sebagai petunjuk liukan
apinya. Karena Pangeran tidak sunyi memainkan apinya. Dia amat bergelora
meloncat-loncat girang-memercik tuk menghampirimu. Geliat tubuhnya sangat ramai
mengunjungi ruangmu. Tidakkah kau dengar sorakkannya memanggilmu, cinta?”
Aku terdiam. Mencari bentuk ‘Sederhana’. Bagiku cinta Sang
Pangeran Semesta, tidak sederhana, melainkan ‘Luar Biasa’. Dan aku tak boleh
menjadi kayu, tapi jika aku kayu dan beubah menjadi abu, aku ingin menjadi abu
yang selalu digenggamnya. Tetapi aku tak mau redup, apalagi mati.
Wahai, Pangeran Semesta, Bolehkah aku menjadi begini saja?
Begini yang selalu kau genggam erat dan tak ingin kau coret dari sejarah.
Apakah permintaan aku ini rumit? Tidak sederhanakah? Ah, aku
tak tahu. Yang aku tahu, aku mencintaimu. Titik! Aku, perempuan, tak lagi
kesepian setelah menemukanmu.
"Cermin"
Aku. Kamu. Dua gerak. Satu cermin.
Terkadang kamu yang memulai. Terkadang kamu yang mengakhiri.
Kita bersahut-sahutan. Kamu masuk ke aku. Aku masuk ke kamu. Jadilah satu.
Seantero jagat iri pada kita. Cemburu pada rangkaian abjad
yang kita untai. Gemas oleh konsonan yang kita teriakkan. Memuja vocal yang
kita ketukan . Berdecak kagum pada karakter kita yang bebas dan liar berkisah.
Ya, ketika cinta berada di ujung jari. Di saat itulah
jari-jari kita mulai bergerak bersamaan. Bukan hanya di awal saja, tapi juga
tidak berakhir. Ujung jari bukanlah suatu akhir, melainkan suatu awal jemari
melesat setinggi-tingginya. Bangkit karena kita mencintai satu hal sama, yaitu
Cermin.
Cermin; Aku dan Kamu;Ecstasy.
"Aku tak peduli tahun Kau lahir, Seberapa jauh jarak
kita, Dan bagaimana kau melakukan seks"
Ya, aku tak peduli berapa usiamu. Kau berpijak di tingkat
kedewasaan, nyaris membuatku ciut. Aku tak pernah peduli bagaimana rupamu.
Siapa para kekasihmu. Bagaimana saat kau bangun tidur. Yang aku ketahui; kau
pria menanjak dewasa; muda ;menginginkan dunia; melahap segala ilmu; pecinta wanita;
kerap berimajinasi buas dalam seks.
Aku tak peduli. Tak pernah peduli. Sebab aku tak pernah
merampas dirimu dari wanita manapun atau siapapun juga. Sebab, kau adalah
bebas.
Ya, aku hanya peduli, karena aku bisa memilikimu bebas, walau
‘di sini’ saja. Di sini amat banyak aksara. Tak terhingga. Kata demi kata
memiliki arti. Dan kata-kata adalah keajaiban. Bisa membuatmu ‘mati’. Mampu
membuatmu ‘hidup’. Keajaiban yang mengelindingkan dunia, sehingga ia berhenti
di titik kebahagiaan. Memang “tak perlu banyak aksara” untuk menyampaikan
pesan. Tiga kata saja, bisa membuatmu menetap atau lari terbirit-birit. Dan aku
tak mau kau berlari sekencang kecepatan kereta api. Duduklah. Tersenyumlah.
Mengertilah. Dan bahagialah.
Kau ini bagaikan seks. Aku kecanduan. Dan aku selalu ingin
bercinta dengamu. Kau pandai membuatku berada di tingkat kenikmatan. Aku
menagih. Selalu menagih. Aku harap kau tidak kerepotan meladeni aku. Gayamu
bercinta membuat aku…Ah…Tentu selalu mendesah raungan kelezatan gurihnya
goyangan yang kau tancapkan. Aku tak tahu peduli darimana kau belajar seks. Aku
hanya peduli caramu member kepuasan tak terkira.
Jangan heran, aku selalu menanti. Dan mengikuti petunjukmu
kemana kakiku melangkah, bahkan harus memencet tombol-tombol rahasia. Ke lantai
21 atau ke lantai lainnya? Di kursi panjang? Di Atm? Atau kita bermain di
tempat lain? Apakah kini kau ada ide segar?
Ya, kau muda. Muda yang menjanjikan. Suatu hari nanti kau
akan bersinar melebihi sinar yang kau kira..
Aku, perempuan, tak lagi kesepian, semoga kita tak bertemu
hanya di titik jenuh bulan.
Aku, perempuan, tak punya apa-apa, membuat puisi pun, hanya
mampu segini saja.
Kau, lelaki, masa depan
Kau, bertambah usia, semoga kian bijak, semoga semakin pintar
dan sukses selalu
Kau, lelaki, mengapa aku harus menikahi lelaki?
Selamat Ulang Tahun My Dear Haz…
Kado Bingkisan..(Ada Puisi Di dalamnya)..
Puisi-puisi ini adalah 1 dari 8 Kado terindah sepanjang masa yang kuterima tahun ini. Terimakasih kepada semua orang yang mencintaiku dengan tulus.
(MD : I Love U)
(MD : I Love U)
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)