SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

17.6.10

Pulpen "simbol kesempurnaan" VIRUS; Kisah inspiratif di balik alur film "3 Idiot"



Mungkin sebagian kita masih ingat dengan salah satu tokoh dalam film Bollywood "3 Idiot" Viru Sastrabhuddi atau lebih di kenal oleh murid-muridnya dengan sebutan "Virus". Seorang yang cerdas dan sangat disiplin sehingga menganggap bahwa hidup ini adalah kompetisi (hidup atau 'tersingkir'). Ada yang menarik dalam film tersebut, setiap tahunnya Virus selalu melakukan orasi di depan murid-murid baru yang berhasil masuk dalam Universitas yang dipimpinnya sebagai motivasi awal dalam hal bagaimana berkompetisi dalam hidup. Dalam orasinya, Virus memperlihatan sebuah pulpen yang konon diberikan oleh Gurunya ketika ia masih kuliah sebagai orang terpilih dengan kriteria cerdas dan mampu berkompetisi. Pulpen itu unik sehingga Virus menyebutnya sebagai "simbol kesempurnaan" dengan tujuan pembuatannya merupakan solusi bagi para astronot yang sebelumnya tidak dapat menulis di luar angkasa dengan menggunakan pulpen biasa. Tetapi, ketika seorang murid baru bertanya kepada Virus bahwa kenapa para astronot tidak menggunakan pensil untuk menulis di luar angkasa padahal itu bisa menghemat dana dari pembuatan pulpen unik tersebut, Virus kebingungan untuk menjawabnya. :D~

------------

Lepas dari alur cerita film di atas, hidup jelas tidak bisa dilepaskan dari masalah-masalah kehidupan itu sendiri. Ada sebuah cerita tentang bagaimana solusi ‘terbaik’ diperoleh dan inilah yang menginspirasi alur cerita film tersebut:

Ketika lagi gencar-gencarnya proyek eksplorasi luar angkasa, AS dengan NASA-nya segera mengirimkan astronot ke sana. Namun dalam perjalanan, para astronot menemukan masalah bahwa pulpen yang mereka gunakan tidak bisa berfungsi di gravitasi nol karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Hal ini segera dilaporkan ke pusat NASA di Bumi untuk memecahkan masalah tersebut. Para ilmuwan AS segera dikumpulkan untuk mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan sangat ekstrim seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius. Akhirnya setelah satu dekade, pulpen super tersebut berhasil dibuat dengan dana 12 juta dolar dan AS melanjutkan pengiriman astronot dengan membawa pulpen tersebut.

Di bagian dunia yang lain, astronot Rusia-pun mengalami masalah yang sama dengan pulpen mereka saat penerbangan pertama ke luar angkasa. Namun tahun berikutnya, Rusia sudah melakukan eksplorasi keduanya. Apa yang dilakukan para astronot Rusia? Mereka menggunakan pensil!

Jadi, fokus pada solusi bukan pada masalahnya. Banyak cara mencari solusi yang paling relevan untuk segala permasalahan kita. Suatu saat ketika waktu terlalu sempit didukung dengan budget yang minim dan masih banyak lagi faktor-faktor penekan lainnya, maka kita akan mengambil solusi yang bukan ‘terbaik’ dan menjadikannya 'terbaik' saat itu.

Namun ketika solusi tidak juga ditemukan, saatnya kita melakukan mekanisme represi sementara untuk menghindari efek psikologis berupa depresi. Banyak cara untuk merepresi jiwa kita yang sedang bergolak: menyanyi, menangis, berteriak-teriak sambil lari keliling lapangan bola (misalnya) adalah hal-hal yang bisa dilakukan. Menulis sajak, menggambar wajah dosen yang sedang ngajar, shopping, makan makanan kesukaan pun bisa jadi, asal semua tidak berlebihan. Diskusi, 'meditasi', memperbanyak do’a tentunya akan mendidik jiwa dan pikiran kita menjadi lebih baik. Atau mungkin dengan mengucapkan mantra "aal iz well... aal iz well..." seperti pada film "3 idiot" bisa menjadi alternatif tergantung anda percaya atau tidak. ~

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar