SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

28.3.09

Kenyataan Dibagi Harapan = Lebih Besar Dari Satu



Manusia terlahir dengan berjuta aspek kejadian. Juga disertai dengan beribu logika dan ratusan harapan. Seringkali apa yang di harapkan tidak sesuai dengan logika yang dipikirkan. Banyak juga terjadi logika yang dipikirkan tidak pernah terjadi sesuai dengan kenyataan.

Kita semua pasti pernah memiliki harapan. Dan kita semua pasti akan merasa bahagia jika harapan kita itu terjadi dan menjadi realita. Dan jika memakai sistem nilai (value) dalam teori matematika dasar, maka kita akan mendapat nilai 1 (satu). Sebuah angka bulat yang diperoleh dari pembagian antara nilai pembilang dan nilai penyebut yang masing-masing sama secara kuantitas maupun kualitas. Dalam hal ini jika pembilang kita subtitusikan dengan "kenyataan" kemudian subtitusi juga penyebut dengan "harapan" dimana harapan itu telah menjadi kenyataan atau dengan pengertian lain bahwa kekuatan dari harapan dan kenyataan itu sama maka hasilnya adalah 1
("kenyataan" : "harapan" = 1 ; karena "kenyataan = harapan").

Kita semua juga pasti pernah memiliki harapan tapi tidak sesuai dengan kenyataan yang kita alami. Inilah yang disebut dengan 'masalah' dimana terjadi kesenjangan atau terdapat gap antara harapan dan kenyataan. Kenyataan dibagi dengan harapan akan menghasilkan nilai lebih kecil dari satu (value < 1).
Gap inilah yang sering kali membuat kita menjadi stress dan menyebabkan disorientasi perilaku.

Tapi pernahkah anda mengalami sebuah kejadian dimana kenyataan yang terjadi melebihi harapan anda? Yang jika dilakukan operasi pembagian antara kenyataan dan harapa seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, maka hasil yang kita peroleh adalah lebih besar dari satu ( value > 1).
Sebagai contoh kasus : Seorang anak mahasiswa melakukan kesepakatan dengan kedua orang tuanya, jika si anak berhasil memperoleh IP 4 pada semester yang dia jalani sekarang, orang tuanya akan membelikan ia sebuah kendaraan (tanpa mnyebutkan kendaraan jenis apa). Dalam pikiran si anak ini, kendaraan yang dijanjikan oleh orang tuanya itu adalah sebuah sepeda motor, kalau bukan paling cuma sepeda gunung biasa. Setelah si anak sudah memenuhi persyaratan dari kesepakatan itu, kini tibalah penyerahan hadiah atas keberhasilannya. Si anak serta merta melompat-lompat girang melihat sebuah mobil terparkir dihadapannya dan itulah hadiah yang dijanjikan si orang tua.
Dari cerita ini dapat terlihat bahwa kenyataan (sebuah mobil) yang terjadi melebihi harapan (sepeda motor/sepeda gunung) si anak tersebut.

Semua uraian diatas sebenarnya bukanlah hal substansial yang akan saya paparkan disini. Tapi anda bisa memakai contoh kasus diatas sebagai referensi untuk memahami cerita saya berikut.

Kala itu jumat malam tgl 27 Maret 2009 tepatnya pukul 23.00 WITA, sepulang dari latihan V.G di sebuah rumah teman yang letaknya agak jauh dari tempat kost-an saya, saya langsung membuka pintu kamar yang sejak lima hari lalu memang tidak terkunci jika saya hendak keluar rumah. Bukan hal yang disengaja, tapi pintu kamar itu sudah rusak dan gemboknya sudah tidak berfungsi lagi pasca pendobrakan secara sengaja oleh saya sendiri dibantu oleh teman sekost-an karena telah terjadi musibah kecil yakni kunci kamar saya terjatuh pada saat mengikuti salah satu kegiatan organisasi di sebuah daerah dengan mayoritas penduduknya adalah keturunan Arab, daerah itu disebut Kampung Arab.
Setelah masuk kamar, saya mengambil sebuah laptop berwarna merah bukan milik saya tapi milik pacar saya yang saya pinjam karena laptop pribadi saya sedang di service. Lalu saya beranjak keluar kamar dan kemudian menuju ruang tamu yang juga dipakai sebagai ruang internetan anak-anak kost disini. Lalu saya segera mngambil sebuah kabel land yang ujung satunya sudah tercolok pada Delink Speedy dan mencolokkan ujung yang lain pada laptop yang saya bawa dari kamar tadi. Setelah dilaptop saya sudah terlihat tanda connected dengan tidak sabar lagi saya seera membuka aplikasi mozilla firefox dan memulai bermain didunia maya. Website pertama yang saya buka tidak lain adalah FaceBook, lalu Friendster, kemudian belajar membuat Blog. Tanpa mengingat waktu saya terus keasyikan menyelesaikan blog saya, mengisinya dengan tulisan-tulisan hasil inspirasi tengah malam sambil FaceBook-an. Waktu terus berputar seiring dengan bau badan saya yang mulai menggangu tuannya sendiri. Maklum ruang tamu itu agak panas dan tidak ada kipas angin. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi dan saya masih asyik menulis diblog saya. sementara itu teman-teman yang sejak tadi berada diruangan itu mulai berpamitan untuk masuk kekamar masing-masing dengan alasan ngantuk. Saya terus melnjutkan tulisan saya sampai matahari terbit. Setelah mnyelesaikan tulisan itu, saya beristirahat sejenak dengan berbaring disamping laptop yang masih beroperasi. Akhirnya saya tidak mngingat apa-apa lagi. Saya tertidur diruangan itu. Lalu saya terbangun oleh suara-suara berisik dari ruangan itu dan ternyata teman-teman saya yang tadinya sudah off duluan kembali OnLine dipagi hari. Karena merasa masih ngantuk, saya pun beranjak masuk kekamar saya dan melanjutkan tidur...zzZZ. Hanya sekitar 2 jam saya tidur, saya kembali terjaga dan ingin melanjutkan menjelajahi dunia maya. Tapi sebelumnya, saya ingin mandi terlebih dahulu. Saya pun segera mengambil handuk yang bergelantungan dijemuran diluar kamar lalu masuk kemar mandi melakukan ritual pembersihan diri. Setelah mandi, badan terasa segar kembali walaupun tidur cuma sekitar 2 jam, yang penting tidur berkualitas. Setelah itu, saya mencari baju untuk dipakai. Tapi ternyata semua baju dikamar saya sudah pernah dipakai dan belum sempat dicuci. Lalu saya teringat pakaian bersih yang sudah dicuci dan dijemur dibelakang rumah. Saya pun segera pergi mngeceknya dan saya terkejut melihat pakaian saya sudah tidak ada lagi pada tempatnya. Lalu saya kembali masuk kedalam rumah dan bertanya pada Mbak pembersih rumah.
"Mbak, liat baju saya nda diblakang?" tanya saya kepada Mbak dengan nada panik, dikarenakan baru sehari yang lalu Rumah kost-an kami dibobol pencuri dengan rincian sebuah Laptop, 2 buah handphone dan 1 buah arloji berhasil dibawa kabur pencuri itu.
"Nda liat Has, coba tanya pa Fitrah! Mungkin tukang cuci baju ada kase campur deng Fitrah pe baju". Jawab Mbak dengan logat Manado yang bisa kami gunakan disini.
Dari sini kepanikan saya bertambah dan dari sinilah saya membuat sebuah harapan semoga baju saya benar ada dikamarnya Fitrah seperti yang Mbak itu katakan. Fitrah adalah teman kost-an saya dirumah itu.
Dengan tergesah-gesah saya segera menuju kamarnya Fitrah. Tapi Fitrahnya malah tidak ada dikamar, tapi ada Nato yang sedang menonton TV sambil berbaring-baring diatas kasur. Diatas kasur itu saya pun melihat tumpukan pakaian yang sudah tertata rapi dan tampak sudah disetrika. Lalu saya mendekati tumpukan pakaian itu, dan akhirnya saya menemukan pakaian-pakaian yang saya sejak tadi saya cari-cari. Pakaian itu ternyata sudah disetrika juga oleh si tukang cuci pakaian yang dikontrak sama Fitrah. Allhamdulillah, akhirnya ketemu juga. Dan tidak hanya itu, kenyataannya bahwa pakaian itu tidak hanya saya temukan tetapi juga sudah disetrika dengan rapi. Ini sudah melebihi harapan saya ketika saya merasa pakaian saya hilang.
Inilah sebenarnya substansi dari cerita yang ingin saya sampaikan dengan retorika berputar-putar sejak tadi.
Harapan : saya bisa menemukan pakaian saya.
Kenyataan : saya menemukan pakaian saya dan sudah disetrika dengan rapi.

Kesimpulannya jika kenyataan dibagi dengan harapan maka nilai yang saya peroleh untuk kejadian ini sudah pasti lebih besar dari 1.

Anda sebagai pembaca juga bisa memberikan penilaian sendiri kira-kira berapa angka yang bisa saya peroleh dari peristiwa kecil yang dengan sengaja diperbesar-besarkan oleh penulis.
Anda juga bisa dengan seenakanya berkesimpulan bahwa penulis ini sangat LEBAY dalam bernarasi dan berdeskripsi tentang hal yang ga penting banget deh..!!

=D

Terima kasih atas waktunya untuk mnyempatkan membaca bualan ini. Mohon maaf atas segala kelebihan.

Salam Damai...

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar