29.3.09
FENOMENA MAHASISWA DAN KOPI
Sebagai seorang mahasiswa FK dab juga aktif berorganisasi, merupakan hal yang wajar jika mengalami episode insomnia (susah tidur). Hal ini dikarenakan waktu 24 jam sehari dimana 8 jam sharusnya digunakan untuk istirahat tidak dapat menyelesaikan semua aktifitas keseharian saya. Sehingga tidak ada cara lain selain menyita waktu istirahat untuk digunaka dalam mnyelesaikan aktifitas yang tertunda pada 16 jam waktu yang normal. Jika suatu saat episode insomnia menghilang dan digantikan dengan episode somnolen, maka terpaksa saya harus menginsomniakan diri demi mnyelesaikan rutinitas keseharian sebagai seorang mahasiswa. Praktis dengan mengkonsumsi kopi atau bahan makanan yang mengandung kafein adalah ritual yang wajib dilakukan. Apalagi jika tiba hari menjelang ujian mata kuliah terberat bagi mahasiswa FK, Sistem Kebut Semalam (SKS) merupakan metode yang terpaksa digunakan. Malam hari mengkonsumsi kopi dan pagi hari sebelum berangkat untuk ujian juga mengkonsumsi kopi. Namun yan terjadi setelah sampai kampus kepala jadi pusing, palpitasi, nausea, dan serasa mau vomitus. Setelah berulang kali mengalami episode itu, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi kopi karena akan memperburuk kondisi kurang tidur saya. Meskipun soal-soal ujian gak bisa saya kerjakan, saya cuek aja, bahkan saya ketawa-ketawa..wkwkwk.. (khan masih ada pengulangan). Kalo lagi ngantuk lebih baik tidur sekitar 5-10 menit, itu sudah cukup menjaga kesadaran sampai beberaa jam berikutnya. S alah seorang peneliti ada yang menyebutkan bahwa konsumsi teh dan kopi secara rutin justru akan menurunkan resiko terkena stroke.
Peneliti disini melakukan studi terhadap sekitar 9400 orang amerika yang berusia di atas 40 tahun. Responden tersebut dibagi ke dalam kelompok yang meminum teh, kelompok yang meminum kopi dan kelompok yang tidak meminum apapun (saya mungkin akan masuk kelompok ini). Pada peminum teh disebutkan bahwa konsumsi teh sebanyak 3 cangkir dalam sehari akan mengurangi resiko stroke sampai 21%. Pada kelompok peminum kopi lebih detil lagi dijelaskan hubungan antara jumlah cangkir kopi dengan resiko terkena stroke. Bagi yang meminum kopi antara 1-2 cangkir perhari, resiko terkena stroke menurun menjadi hanya 5% nya saja. Sedangkan bagi yang meminum antara 3-5 cangkir per hari resiko stroke menjadi hanya 3,5%. Nah, yang minum lebih dari 6 cangkir per hari justru memiliki resiko terkena stroke paling kecil, yaitu hanya tinggal 3% saja.
Namun perlu diingat bahwa penelitian ini sifatnya hanya observasional. Sehingga tidak bisa diambil kesimpulan langsung bahwa kopi lah satu-satunya faktor yang bisa menurunkan resiko terkena stroke. Untuk dapat terhindar dari stroke tetap harus mengikuti kaidah-kaidah :
Namun pagi ini saya mendapat sebuah artikel menarik dari konferensi yang telah berlangsung bberapa bulan lalu di San Diego dan diadakan oleh American Stroke Association’s yaitu International Stroke Conference 2009.
Peneliti disini melakukan studi terhadap sekitar 9400 orang amerika yang berusia di atas 40 tahun. Responden tersebut dibagi ke dalam kelompok yang meminum teh, kelompok yang meminum kopi dan kelompok yang tidak meminum apapun (saya mungkin akan masuk kelompok ini). Pada peminum teh disebutkan bahwa konsumsi teh sebanyak 3 cangkir dalam sehari akan mengurangi resiko stroke sampai 21%. Pada kelompok peminum kopi lebih detil lagi dijelaskan hubungan antara jumlah cangkir kopi dengan resiko terkena stroke. Bagi yang meminum kopi antara 1-2 cangkir perhari, resiko terkena stroke menurun menjadi hanya 5% nya saja. Sedangkan bagi yang meminum antara 3-5 cangkir per hari resiko stroke menjadi hanya 3,5%. Nah, yang minum lebih dari 6 cangkir per hari justru memiliki resiko terkena stroke paling kecil, yaitu hanya tinggal 3% saja.
Namun perlu diingat bahwa penelitian ini sifatnya hanya observasional. Sehingga tidak bisa diambil kesimpulan langsung bahwa kopi lah satu-satunya faktor yang bisa menurunkan resiko terkena stroke. Untuk dapat terhindar dari stroke tetap harus mengikuti kaidah-kaidah :
- Menjaga tekanan darah dalam batas normal
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check up)
- Kontrol diabetes, kolesterol dan penyakit jantung
- Hindari merokok
- Jaga keseimbangan berat badan
- Pola hidup yang sehat, termasuk rutin berolah raga dan konsumsi makanan yang seimbang.
Sepertinya saya kepikiran untuk kembali minum kopi lagi nih..
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)