SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

13.1.12

Kidung 13 di Hari Jumat



-Untukmu Triskaideka

/1/ 
Selama ini aku selalu berpikir bahwa hidupku sudah mapan, berada pada klimaks garis kemenangan yang takkan pernah melengkung. Aku juga berpikir bahwa hari-hari esokku segalanya akan cerah. Tapi ternyata, aku sama sekali belum beranjak dan belum melakukan apapun untuk hidupku. Mengapa aku merasa telah memenangkan sesuatu jika yang kudapatkan adalah apa yang kucari? Bukankah impian, bahagia, dan nafas akan segera berlalu? 

/3-1/
Ketika dua belas dikultusi sempurna. Kau datang dan memberikan suasana baru. Aku merasakan perubahan dan aku sangat yakin akan perubahan itu. Seolah-olah memberiku suatu jalan untuk tidak mengulang kesalahan-kesalahan masa laluku. Mungkin ini adalah kesempatan yang-lain untukku. Ya, kehadiranmu mengingatkan aku bahwa diriku kurang berguna, aku banyak membuat kesalahan dan aku tidak sempurna dalam banyak hal. Kau mengingatkan aku saat kuterbuai oleh kemenangan sesaat dan saat aku terjebak dalam romantisme masa lalu. 

/3/ 
Ketika langkah ke tiga belas dikutuk para fobia. Kau mengajarkan aku bahwa dunia ini adalah taman jalan setapak bercecabang, dimana-mana hanya ada jejak-jejak dari jejak-jejak. Aku tak akan pernah berpindah jika aku tak pernah rela meninggalkan jejak langkahku sebelumnya. Kau mengajarkan bahwa hidup bagai menulis di atas kertas. Saat aku menuliskan sesuatu, maka pada saat yang sama aku juga harus belajar menghapus tulisan itu. Kau membuatku kembali bergerak. Dan saat semua orang berkata “semua indah pada waktunya”, kau malah mengajarkan padaku bahwa “waktu akan menghampirimu setiap saat, tetapi waktu yang berisi keindahan belum tentu kau dapatkan”. Akupun mengerti bahwa aku harus terus berlari untuk meraih waktu yang menyembunyikan keindahan-keindahan itu. Karena waktuku bukan untuk terus di sini. 

/1+3/ 
Kau bukanlah awal dan bukan pula akhir, tapi kau adalah apa yang sedang terjadi. Kau adalah jiwa baru dalam lakon usang yang mulai rapuh, dan kau adalah simbol kembalinya segala sesuatu. Dalam melewati perputaran hari, sesaat setelah matahari berada di puncak kesombongannya, dan manusia tak memiliki bayang-bayang, kau pun hadir untuk menggeser gerahnya dunia, memberiku semangat dan mengingatkanku untuk melanjutkan langkah menuju tempat yang di atasnya hanya ada langit. Kau adalah langkahku menuju kecerahan, membuatku mengenal hal lain yang belum pernah kukenal sebelumnya. Kau istimewa, kau tidak rapuh. Karena dirimulah, semesta terus berirama. 

--hz-- 

Jumat, 13/08/2010, 13/01/2012.

*Wikipedia: “Hari Jumat pada tanggal 13 di bulan apapun dan tahun berapapun dianggap sebagai hari sial dalam banyak kepercayaan. Ketakutan akan Jumat-13 disebut paraskevidekatriaphobia. Hal ini merupakan bentuk khusus dari triskaidekafobia, atau fobia (ketakutan) terhadap angka 13.” Tapi tulisan ini adalah ‘kelainan’ yang berbeda, ia mencoba membaca kembali bentuk keistimewaan yang-lain dari angka 13.




Comments
1 Comments

1 komentar: