SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

29.12.11

A u d e n e s q u e



Andai cerita hidup ini sesak dengan kepastian, mungkin agenda dalam cerita kita bisa jadi akan hampir semua berisi tulisan "done". Namun seperti ilusi, hidup mengambil bentuk yang kadang tak pernah kita kira. Dan kita pun telah menjadi "sebuah kelainan yang dapat bilang Aku" --an Otherness that can say I.

Haruskah selalu ada saat seperti itu, ketika kita seakan-akan ingin berhenti dari hari, dan membiarkan puisi-puisi Auden datang dengan nada getir yang ditahan(?):

"stop semua jam, putuskan telepon. bujuk anjing untuk diam, beri dia tulang yang ranum. bisukan piano, dan dengan genderang mendesah, kita keluarkan jenazah; silahkan mereka bertakziah."

Bahkan setelah sekian Desember yang suntuk, tiap kali kita juga harus melewati suasana itu: sebuah suasana "Audenesque", seperti Graham Greene bilang: kemurungan yang makin akrab.

Mungkin suasana itu adalah dasar kita untuk bersyukur, untuk tak mengutuk. Karena jenazah hati kita belum terdaftar di pemakaman. Dan dari sana kita pun akan bisa mengakui kekalahan kita --kekalahan dalam saling mencinta-- tapi tanpa patah harap.

Dan sebuah lompatan yang berani, sendiri, di atas patahan ini, aku --yang tak lagi bersama "kita"-- masih percaya: semua cerita yang berjalan dalam waktu adalah detail yang akan berlalu. Kau tahu kapan?

#desemberyangtakkunjungusai
Comments
0 Comments