SADJAK DJEDJAK

"Kita hidup tidak hanya dengan roti saja... metafora juga merupakan sumber nutrisi bagi kehidupan."

29.12.10

Supporter Bermuka Malam



Tersungkur di titik jenuh bulan. Embun terkelupas dari daun. Anak burung menjerit.

Ada yang membunuh subuh. Pagi tadi jam Wecker berbunyi.

“Selamat pagi.” Matahari tampak senyum dari balik jendela.

Menyebalkan. Ku lempar matahari itu dengan jam Wecker.

Jatuh. Pagi kembali malam.

Dan aku pun mencoba untuk tidur.

*

Siang hari aku terbangun dengan perasaan kosong. Rendah gairah.

Puisi melankolia pun menyapa.

"Apa kabar, Tuhan?" | "Bosan."

"Semalam Kau mendengar doaku?" | "Justru karena itu. Bosan."

Terasingkan. Kulihat matahari sembunyi di atap rumah.

Sepi ini lalu terisi oleh gundah.

Akh, menyebalkan. Oh tidak, memalukan.

Terserah. Tapi aku tak yakin ini jalan yang gelap.

Selalu saja ada cahayanya mampu membakar abu yang secara logika tak dapat lagi terbakar.

*

Senja perlahan menyapa.

Lembayung.

Sayup-sayup ku dengar nada optimis dari balik jingganya:

“I gotta feeling that tonight’s gonna be a good night…”

Aku lalu berdoa untuk Garuda. Dan melanjutkan mimpiku yang tertunda.

Berharap terbangun di penghujung senja.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar