Terkadang di sebuah jalan seseorang terlihat leluasa
Tapi di tikungan berbeda ia tak punya kuasa
Seperti aku
Aku adalah subjek yang superior ketika berjalan di mata ruang
Tapi inferioritas menghantui ketika ditilik dalam waktu
Aku adalah makhluk merdeka dalam spasial
Tapi dalam durasi dan interval dibatasi oleh keharusan universal
Setiap orang harus tau kapan memulai sesuatu dan kapan harus berhenti
Pemberhentian ini bukanlah akhir dari perjalanan
Bukan pula puncak dari sebuah kemenangan
Bukan ungkapan "ya sudahlah"
Bukan pula titik dari sebaris kalimat
Pemberhentian ini adalah coda
Tempat untuk beristirahat menghela napas
Atau menghirup secangkir kopi yang harum dan panas
Tempatku menggelar sajadah dan melaksanakan shalat
Mengingatkan kembali bahwa aku tak lebih dari segumpal darah
Prelude dari mani yang kotor... Adam (tanah)
Dan dari Adam-an itu aku bersiap kembali menapak
Memulai penulisan dan pembacaan baru kehidupan
Mengumpulkan segmen-segmen kesalahan selama interlude
Lalu meletakkannya di dalam tanda kurung dan garis silang
Tak ada penilaian atau penetapan yang stagnan
Tak ada kepastian seperti logika identitas Aristotelian
Dan ku aliri hidup dengan pembukaan kemungkinan-kemungkinan
Yang akan kumainkan menjadi kenyataan dan 'kemungkinan'
Persimpangan Lampu Merah, 29-08-2010